Sabtu, 13 Oktober 2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai mahasiswa tidak bisa lepas dari kegiatan menulis. Bagi sebagian mahasiswa menulis merupakan pekerjaan yang sulit dan membosankan. Bahkan sekarang ini tidak sedikit mahasiswa yang tidak suka menulis. Budaya menulis saat ini di kalangan mahasiswa sudah menjadi hal yang jarang terlihat, bahkan di kalangan mahasiswa pun banyak yang tidak suka menulis. Selama ini, paradigma mahasiswa hanya puas sebagai konsumen tulisan.  Mahasiswa tampaknya belum mau dan mampu memberdayakan otak kreatifnya. Dengan kata lain, mahasiswa memposisikan dirinya sebagai pengguna dan pemanfaat dari tulisan-tulisan orang lain.
            Faktanya, saat tugas akhir penulis sering mendapati banyak mahasiswa yang browsing internet demi terpenuhinya tugas. Jelas sudah mahasiswa menyandang sebagai predikat tukang plagiat dan konsumen belaka. Mahasiswa juga tidak memiliki keinginan dan usaha guna bertukar pikiran atau berdialektika lewat tulisan. Boleh jadi, bagaikan katak dalam tempurung, mahasiswa menutup diri dari pengalaman dan gagasan baru. Mahasiswa mengumpulkan tugas senantiasa monoton tanpa pengembangan karena tidak mau membaca dan memperkaya wawasan. Efeknya, mahasiswa tak memiliki bahan untuk menulis.
Faktor penyebab mahasiswa enggan menulis, yaitu (a) Memiliki perasaan tidak berbakat sehingga mahasiswa enggan menulis, (b) Memiliki rasa takut salah dan disepelekan tulisanya, (c) Mahasiswa belum mau memberdayakan kreatifitasnya, (d) Kenyamanan memposisikan sebagai pengguna atau pemanfaat tulisan-tulisan orang lain, (e) Tidak ada kesadaran dan usaha untuk bertukar pikiran dengan menulis, (f) Perubahan pola pikir yang cenderung pragmatis, (g) Rendahnya minat baca dikalangan mahasiswa, (h) Kurangnya apresiasi dari lembaga pendidikan.
            Padahal seorang mahasiswa seharusnya sudah dituntut untuk bisa menulis baik itu tulisan esai maupaun tulisan karya ilmiah. Sudah saatnya mahasiswa harus sadar akan budaya menulis yang penting. Dengan membiasakan diri menulis maka akan tumbuh kebiasaan dan akan menjadikan hal tersebut mudah untuk dikerjakan.
B.     Rumusan Masalah
            Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka  penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1.      Bagaimana cara meningkatkan minat menulis pada kalangan mahasiswa?
2.      Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis pada kalangan mahasiswa?
3.      Apa manfaat gemar menulis pada mahasiswa?

C.     Tujuan
            Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1.       Untuk mengetahui cara meningkatkan minat menulis pada kalangan mahasiswa.
2.       Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan menulis pada kalangan mahasiswa.
3.       Untuk mengetahui manfaat gemar menulis ilmiah.

D.    Manfaat
            Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1.       Dapat mengatahui cara meningkatkan minat menulis pada kalangan mahasiswa.
2.       Dapat mengetahui cara meningkatkan kemampuan menulis pada kalangan mahasiswa.
3.       Mahasiswa dapat mengetahui manfaat gemar menulis.








BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Definisi Menulis
Menulis merupakan pekerjaan yang mudah jika kita mengetahui dan mengerti apa yang akan kita tulis. Menulis adalah menuangkan apa yang kita pikirkan lewat tulisan atau huruf yang nantinya akan dibaca oleh diri sendiri atau orang lain. Ada banyak jenis-jenis menulis salah satunya adalah menulis karya ilmiah.
B.     Definisi Kegiatan Ilmiah
            Kegiatan ilmiah adalah kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Salah satu kegiatan ilmiah adalah menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karya tulis ilmiah, laporan penelitian, makalah, artikel, dan lain-lain.
C.     Definisi Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Dengan begitu, dapatlah dirumuskan bahwa karya tulis ilmiah adalah tulisan yang disusun berdasarkan kegiatan penelitian.
D.    Definisi Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip. Dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.
Penelitian dapat digolongkan dalam dua kelompok sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif. Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Perbedaan Penelitian Berdasarkan Keilmiahan :
1.Penelitian Ilmiah
            Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
       a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti
       b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai            apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.
2. Penelitian non ilmiah
a.    Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang garapan sebagai berikut :
1)      Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
2)      Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
3)      Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
4)      Pertanian (Agrobisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5)       Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll
b.   Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) :
Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan atau menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
            Penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empiris. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.
Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu:
1)   Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
2)   Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam makalah,  buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
3)   Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama.
Berdasarkan tujuannya penelitian dapat ditentukan jenis-jenisnya:
1. Penelitian Murni (Pure Research atau Basic Research). Penelitian ini bertujuan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan secara teoretis. Peneliti memperoleh ilmu baru yang disebarluaskan kepada masyarakat.
2. Penelitian Terapan (App/aid Research). Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan cara-cara mengatasi persoalan yang berkembang di masyarakat. Untuk itu, maka berdasarkan teori yang ada (aplikasi teori), peneliti berusaha menemukan kelemahan-kelemahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di kalangan masyarakat dan atau di kalangan pemerintah. Berdasarkan temuan-temuan itu maka dirumuskanlah alternatif-aiternatif pemecahannya.
3. Penelitian Terapan yang lain adalah penelitian terapan yang bertujuan membuktikan atau memperkokoh teori yang sudah ada atau sudah tertulis. Penelitian ini tidak bertujuan memecahkan masalah dalam kehidupan kita.
Sifat atau ciri dari penelitian :
1.    Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
2.     Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
3.  Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan dengan keinginan manusia, permasalahan yang timbu, ilmu pengetahuan, dan metode ilmiah.

       Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas,
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik,
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas,
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis,
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional,
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna,
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat ,
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistemati berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis adalah suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
BAB III
PEMBAHASAN
A.  Meningkatkan Gemar Menulis Pada Mahasiswa
Mahasiswa yang menulis maupun yang malas menulis barangkali bisa dilihat dari prestasi non akademiknya. Jarangnya mahasiswa membuat karya tulis ilmiah dan karya penelitian menjadi salah satu penyebabnya, sehingga mengakibatkan mereka tak kunjung lulus. Di sini seharusnya mahasiswa mendorong dirinya untuk mentradisikan perilaku menulis. Menulis merupakan kemampuan yang perlu diasah oleh mahasiswa. Menulis bukan sekedar merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf. Lebih dari itu, menulis merupakan sebuah seni sekaligus sarana menuangkan gagasan. Maka dari tulisan kita jadi mengetahui pemikiran seseorang, tinggi rendahnya intelektual, dangkal atau dalamnya wawasan, serta tinggi rendahnya jiwa seni sang penulis. Lantaran betapa pentingnya kegiatan satu ini, para sejarawan sepakat bahwa yang membedakan era pra sejarah dengan era sejarah adalah tulisan. Di belahan dunia lain, manusia telah merambah era IT berkat berkembangnya tulisan. Malas menulis bukanlah sekedar malas menggerakkan jarinya di atas keyboard. Lebih dari itu, hal tersebut merupakan rendahnya intelektual dan mendorong lahirnya budaya serba instan.
Cara meningkatkan gemar  menulis pada mahasiswa:
1.    Memotivasi dan menyadarkan pentingnya menulis kegiatan ilmiah.
2.    Membaeri kesempatan pada mahasiswa untuk menulis ilmiah.
3.    Membuat lembaga untuk pengembangan minat menulis.
4.    Memberi wadah untuk penyaluran hasil karya menulis.
5.    Memberi pengahargaan.
Meningkatkan minat menulis mahasiswa merupakan kunci utama untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mengeluarkan kekreatifan otaknya.

B.  Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah Pada Mahasiswa
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengambangkan kemampuan menulis mahasiswa:
1.    Salah satunya dengan sering menulis di blog.  Blog dapat dijadikan sebagai wahana eksplorasi dalam mengambangkan ide dan gagasan. Untuk mampu berbagi melalui blog, blogger harus mampu menulis dengan topik yang menarik. Hal ini dilakukan agar mampu menarik minat pembaca. Dengan demikian, mahasiswa dituntut untuk senantiasa melatih kemampuan menulisnya baik dari segi bahasa, ejaan, diksi maupun unsur-unsur lainnya. Jika menulis di blog dianggap sulit, maka mahasiswa bisa mencoba dengan membiasakan diri mengungkapkan perasaan melalui tulisan. Tentunya dengan bereksperimen, berkreasi dan berekspresi melalui kata-kata. Dengan senantiasa bereksperimen, mahasiswa akan mampu menciptakan sebuah tulisan yang berbobot.
2.     Membiasakan diri menulis pengalaman di buku harian bisa menjadi alternatif yang tidak kalah menariknya. Selain itu, dengan seringnya membaca artikel hasil karya orang lain akan menjadi inspirasi tersendiri dalam mengembangkan keterampilan menulis mahasiswa. Sifat asli manusia yang tidak pernah puas, akan menjadi dorongan tersendiri dalam hal pengembangan keterampilan menulis. Membaca banyak buku akan menambah wawasan mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa akan mampu mengembangkan keterampilan menulisnya dalam hal isi tulisan yang lebih berwawasan dan bernalar.
3.     Unsur terpenting dalam meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa adalah tanamkan dalam diri bahwa menulis itu mudah. Jangan pernah berkata bahwa “saya tidak bisa menulis” atau “saya tidak suka menulis”. Menulis itu adalah sesuatu hal yang menyenangkan. Dengan menulis seseorang mampu mengeluarkan segala apa yang dirasakannya. Jadikan menulis sebagai sesuatu yang tidak pernah bisa ditinggalkan walau hanya satu hari.
4.     Jangan takut untuk memulai sebuah tulisan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menulis, diantaranya adalah merancang, menulis dan menyunting. Merancang bertujuan agar mampu menciptakan sebuah tulisan yang berurutan, biasanya dalam bentuk kerangka karangan. Setelah membuat kerangka karangan, kemudian dilakukan pengembangan. Dalam proses ini dibutuhkan keahliam dalam menulis. Setelah tulisan yang diinginkan tercipta, simpanlan tulisan tersebut. Beberapa hari kemudian, lakukan penyuntingan. Penyuntingan dilakukan agar tulisan yang dibuat menjadi sempurna. Dalam proses penyuntingan penguasaan unsur-unsur tulisan menjadi sangat penting.  
Jadi, menulis adalah hal yang mudah dan menyenangkan. Hal yang paling penting adalah jangan pernah menganggap menulis itu adalah hal yang menakutkan.  Dengan melakukan kegiatan menulis secara rutin, dapat meningkatkan kemampuan menulis. Apalagi jika disertai dengan seringnya membaca buku-buku ilmu pengetahuan, akan menambah wawasan sekaligus mampu menciptakan sebuah tulisan yang berkualitas. 
C.      MANFAAT GEMAR MENULIS ILMIAH
Manfaat yang didapat dari gemar menulis ilmiah, yaitu :      
1.    Self Expression
      Menulis berarti mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan. Dijamin, “beban” yang ada dalam diri akan berkurang, serasa lepas, dengan menulis. Tulisan menjadi semacam sarana “curhat”. Menurut sebuah penelitian, sumber kebahagiaan yang utama adalah ekspresi diri.
2.    Curicoty
      Menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar. Kepekaan dalam melihat suatu realitas lingkungan itulah yang kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan penulis.
3.    Self Image or Personal Branding
     Dengan menulis, anda akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui bahwa anda orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus, atau sebaliknya.
Tulisan nda adalah “iklan” atau “promosi” tentang diri anda kepada orang lain (personal branding). Anda akan memilki banyak fans atau supporter jika tulisan anda memikat hati mereka. Anda pun akan menjadi orang populer, dikenal banyak orang.
4.    Self Confident
     Tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya (self confident). Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol dibandingkan yang lain. Jika orang memuji tulisan anda, yakinlah kepercayaan diri anda akan makin baik sekaligus memotivasi anda untuk menulis lebih baik lagi.
5.    Agent of Change
menulis, anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide anda. Tulisan bahkan memiliki kekuatan untuk menggulingkan sebuah rezim pemerintah, juga dapat mencegah perang, membangkitkan semangat hidup, menyelamatkan nyawa. Selain itu, dengan menulis, ilmu yang anda miliki tersebar kepada banyak orang. Jadilah anda seorang guru.
6.    Sharing
     Selain berbagi ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagi pengalaman. Ini berarti, Anda menjadi “guru” bagi pembaca anda. Pengalaman yang dituangkan dalam tulisan pasti mengandung hikmah (pelajaran).
7.    Profit Making
     Keuntungan finansial adalah bagian dari berkah menulis. Hampir semua media massa memberikan honor bagi penulisnya. Demikian pula penerbit buku yang memberikan royalti atau membeli naskah penulisnya. Anda bisa mencari nafkah dengan menulis, asalkan produktivitas menulis anda tinggi atau memadai.




















BAB IV
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Menulis merupakan tanggung jawab intelektual bagi seorang mahasiswa, karena sebagai syarat kelulusan mahasiswa dituntut untuk membuat karya tulis ilmiah. Mahasiswa biasa mengikuti berbagai workshop tentang bagaimana menulis karya tulis ilmiah sehingga mereka termotivasi untuk gemar menulis, dengan menulis mahasiswa juga dapat menjadi mahasiswa berprestasi dengan mengikutkan karya tulis mereka dalam suatu perlombaan karya tulis ilmiah.
Pemerintah juga harus mengadakan berbagai acara di kampus-kampus mengenai pentingnya menulis, agar mahasiswa tergerak dan tertarik untuk menulis. Menulis bukan lagi sebagai kewajiban mereka namun merupakan tanggung jawab intelektual mereka. Kampus harus memberikan sarana dan prasarana bagi mahasiswa-mahsiswanya yang gemar menulis, harus memberikan pelatihan tentang menulis karya tulis ilmiah karena ketrampilan seseorang untuk pandai menulis terkadang bukanlah bawaan dari lahir tapi perlu pengembangan ketrampilan tersebut melalui pelatihan-pelatihan.
B.   SARAN.
Mahasiswa harus dicanangkan untuk menulis karya tulis ilmiah, salah satu caranya dengan mengadakan kegiatan pentas seni dan bedah buku,novel maupun karya tulis ilmiah yang merupakan hasil karya dari anak bangsa sendiri sehingga mahasiswa menjadi tergerak juga hatinya untuk gemar menulis khususnya dibidang ilmiah.





Daftar Pustaka
id.shvoong.com/f/tags/manfaat-menulis-pada-kegiatan-ilmiah/page-3/
http://tubagusranggaefarasti.blogspot.com/2011/12/contoh-karya-ilmiah-meningkatkan.html


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar