BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai mahasiswa tidak
bisa lepas dari kegiatan menulis. Bagi sebagian mahasiswa menulis merupakan pekerjaan yang
sulit dan membosankan. Bahkan sekarang ini tidak sedikit mahasiswa yang tidak
suka menulis. Budaya menulis saat ini di kalangan mahasiswa sudah menjadi hal
yang jarang terlihat, bahkan di kalangan mahasiswa pun banyak yang tidak suka
menulis.
Selama ini, paradigma mahasiswa hanya puas sebagai konsumen tulisan. Mahasiswa tampaknya belum mau dan mampu
memberdayakan otak kreatifnya. Dengan kata lain, mahasiswa memposisikan dirinya
sebagai pengguna dan pemanfaat dari tulisan-tulisan orang lain.
Faktanya, saat tugas akhir penulis sering mendapati
banyak mahasiswa yang browsing internet
demi terpenuhinya tugas. Jelas sudah mahasiswa menyandang sebagai predikat
tukang plagiat dan konsumen belaka. Mahasiswa juga tidak memiliki keinginan dan
usaha guna bertukar pikiran atau berdialektika lewat tulisan. Boleh jadi,
bagaikan katak dalam tempurung, mahasiswa menutup diri dari pengalaman dan
gagasan baru. Mahasiswa mengumpulkan tugas senantiasa monoton tanpa
pengembangan karena tidak mau membaca dan memperkaya wawasan. Efeknya,
mahasiswa tak memiliki bahan untuk menulis.
Faktor penyebab
mahasiswa enggan menulis, yaitu (a) Memiliki perasaan tidak berbakat sehingga
mahasiswa enggan menulis, (b) Memiliki rasa takut salah dan disepelekan
tulisanya, (c) Mahasiswa belum mau memberdayakan kreatifitasnya, (d) Kenyamanan
memposisikan sebagai pengguna atau pemanfaat tulisan-tulisan orang lain, (e) Tidak
ada kesadaran dan usaha untuk bertukar pikiran dengan menulis, (f) Perubahan pola
pikir yang cenderung pragmatis,
(g) Rendahnya minat baca dikalangan mahasiswa,
(h) Kurangnya apresiasi dari lembaga
pendidikan.
Padahal seorang mahasiswa seharusnya sudah dituntut untuk
bisa menulis baik itu tulisan esai maupaun tulisan karya ilmiah. Sudah saatnya
mahasiswa harus sadar akan budaya menulis yang penting. Dengan membiasakan diri
menulis maka akan tumbuh kebiasaan dan akan menjadikan hal tersebut mudah untuk
dikerjakan.
B. Rumusan Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang tersebut, dalam penulisan ini penulis memperoleh
hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan
masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan minat
menulis pada kalangan mahasiswa?
2. Bagaimana cara meningkatkan
kemampuan menulis pada kalangan mahasiswa?
3. Apa manfaat gemar menulis pada
mahasiswa?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
antara lain:
1.
Untuk
mengetahui cara meningkatkan minat menulis pada kalangan mahasiswa.
2.
Untuk
mengetahui cara meningkatkan kemampuan menulis pada kalangan mahasiswa.
3.
Untuk
mengetahui manfaat gemar menulis ilmiah.
D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1.
Dapat
mengatahui cara meningkatkan minat menulis pada kalangan mahasiswa.
2.
Dapat
mengetahui cara meningkatkan kemampuan menulis pada kalangan mahasiswa.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui manfaat gemar menulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Definisi Menulis
Menulis merupakan pekerjaan yang mudah jika kita mengetahui
dan mengerti apa yang akan kita tulis. Menulis adalah menuangkan apa yang kita
pikirkan lewat tulisan atau huruf yang nantinya akan dibaca oleh diri sendiri
atau orang lain. Ada banyak jenis-jenis menulis salah satunya adalah menulis
karya ilmiah.
B. Definisi Kegiatan Ilmiah
Kegiatan ilmiah adalah kegiatan
yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Salah satu kegiatan ilmiah adalah
menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karya tulis
ilmiah, laporan penelitian, makalah, artikel, dan lain-lain.
C. Definisi Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis
ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian
atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa
prinsip-prinsip ilmiah. Dengan begitu, dapatlah dirumuskan bahwa karya tulis ilmiah
adalah tulisan yang disusun berdasarkan kegiatan penelitian.
D. Definisi Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh
fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip. Dengan cara mengumpulkan, mencatat
dan menganalisa data yang dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan
berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.
Penelitian dapat digolongkan dalam dua kelompok sesuai
dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah
atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai
ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan
data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari
si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya
subyektif. Sedangkan penelitian
ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji
suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai
prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah
tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang
terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian
terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang
telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Perbedaan Penelitian Berdasarkan
Keilmiahan :
1.Penelitian Ilmiah
Menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan
melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian
ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya
mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.
2. Penelitian non ilmiah
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.
2. Penelitian non ilmiah
a. Berdasarkan Spesialisasi
Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang
garapan sebagai berikut :
1)
Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
2)
Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)
3)
Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)
4)
Pertanian (Agrobisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)
5)
Teknik, Ekonomi (Mikro,
Makro, Pembangunan), dll
b.
Berdasarkan dari hadirnya
variabel (ubahan) :
Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan atau menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan atau menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
Penelitian ilmiah
dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya
pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan,
eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan
budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan
pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu
sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran
bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera,
khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan
mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala
itu harus dapat di verifikasi secara empiris. Jadi, setiap hukum atau rumus
atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya
penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan
sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa
diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa
antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak
jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih
kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan
karya tulis penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk
bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan.
Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu
konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada
suatu argumentasi.
Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Harus dapat kita identifikasikan
orang yang membuat pernyataan tersebut.
2) Harus dapat kita identifikasikan
media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan apakah dalam
makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
3) Harus dapat diindentifikasikan
lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan
waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak
diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan
kegiatan tersebut.
Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis
ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi
ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama.
Berdasarkan
tujuannya penelitian dapat ditentukan jenis-jenisnya:
1. Penelitian Murni (Pure Research atau Basic
Research). Penelitian ini bertujuan untuk memperluas dan memperdalam
pengetahuan secara teoretis. Peneliti memperoleh ilmu baru yang disebarluaskan
kepada masyarakat.
2. Penelitian Terapan (App/aid Research).
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan cara-cara mengatasi persoalan yang
berkembang di masyarakat. Untuk itu, maka berdasarkan teori yang ada (aplikasi
teori), peneliti berusaha menemukan kelemahan-kelemahan atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di kalangan masyarakat dan atau di
kalangan pemerintah. Berdasarkan temuan-temuan itu maka dirumuskanlah
alternatif-aiternatif pemecahannya.
3. Penelitian Terapan yang lain adalah
penelitian terapan yang bertujuan membuktikan atau memperkokoh teori yang sudah
ada atau sudah tertulis. Penelitian ini tidak bertujuan memecahkan masalah
dalam kehidupan kita.
Sifat
atau ciri dari penelitian :
1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan
atau persoalan.
2. Aktif, ingin
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah
menghubungkan dengan keinginan manusia,
permasalahan yang timbu, ilmu pengetahuan, dan metode ilmiah.
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
1. Purposiveness, fokus
tujuan yang jelas,
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik,
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas,
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis,
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional,
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna,
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat ,
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik,
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas,
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis,
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional,
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna,
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat ,
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian
yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian
harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian
ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistemati berarti
suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola
dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis adalah suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
2. Logis adalah suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Meningkatkan
Gemar Menulis Pada Mahasiswa
Mahasiswa yang menulis maupun yang malas menulis
barangkali bisa dilihat dari prestasi non akademiknya. Jarangnya mahasiswa
membuat karya tulis ilmiah dan karya penelitian menjadi salah satu penyebabnya,
sehingga mengakibatkan mereka tak kunjung lulus. Di sini seharusnya mahasiswa
mendorong dirinya untuk mentradisikan perilaku menulis. Menulis merupakan
kemampuan yang perlu diasah oleh mahasiswa. Menulis bukan sekedar merangkai kata demi kata, kalimat
demi kalimat, dan paragraf demi paragraf. Lebih dari itu, menulis merupakan
sebuah seni sekaligus sarana menuangkan gagasan. Maka dari tulisan kita jadi
mengetahui pemikiran seseorang, tinggi rendahnya intelektual, dangkal atau
dalamnya wawasan, serta tinggi rendahnya jiwa seni sang penulis. Lantaran
betapa pentingnya kegiatan satu ini, para sejarawan sepakat bahwa yang membedakan
era pra sejarah dengan era sejarah adalah tulisan. Di belahan dunia lain,
manusia telah merambah era IT berkat berkembangnya tulisan. Malas menulis
bukanlah sekedar malas menggerakkan jarinya di atas keyboard. Lebih dari itu, hal
tersebut merupakan rendahnya intelektual dan mendorong lahirnya budaya serba
instan.
Cara
meningkatkan gemar menulis pada
mahasiswa:
1.
Memotivasi
dan menyadarkan pentingnya menulis kegiatan ilmiah.
2.
Membaeri
kesempatan pada mahasiswa untuk menulis ilmiah.
3.
Membuat
lembaga untuk pengembangan minat menulis.
4.
Memberi
wadah untuk penyaluran hasil karya menulis.
5.
Memberi
pengahargaan.
Meningkatkan minat menulis mahasiswa merupakan kunci utama
untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam mengeluarkan kekreatifan
otaknya.
B. Meningkatkan
Kemampuan Menulis Ilmiah Pada Mahasiswa
Ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk mengambangkan kemampuan menulis mahasiswa:
1. Salah satunya dengan sering menulis
di blog. Blog dapat dijadikan sebagai wahana eksplorasi dalam
mengambangkan ide dan gagasan. Untuk mampu berbagi melalui blog, blogger harus
mampu menulis dengan topik yang menarik. Hal ini dilakukan agar mampu menarik
minat pembaca. Dengan demikian, mahasiswa dituntut untuk senantiasa melatih
kemampuan menulisnya baik dari segi bahasa, ejaan, diksi maupun unsur-unsur
lainnya. Jika menulis di blog dianggap sulit, maka mahasiswa bisa mencoba
dengan membiasakan diri mengungkapkan perasaan melalui tulisan. Tentunya dengan
bereksperimen, berkreasi dan berekspresi melalui kata-kata. Dengan senantiasa
bereksperimen, mahasiswa akan mampu menciptakan sebuah tulisan yang berbobot.
2. Membiasakan diri menulis pengalaman
di buku harian bisa menjadi alternatif yang tidak kalah menariknya. Selain itu,
dengan seringnya membaca artikel hasil karya orang lain akan menjadi inspirasi
tersendiri dalam mengembangkan keterampilan menulis mahasiswa. Sifat asli
manusia yang tidak pernah puas, akan menjadi dorongan tersendiri dalam hal
pengembangan keterampilan menulis. Membaca banyak buku akan menambah wawasan
mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa akan mampu mengembangkan keterampilan
menulisnya dalam hal isi tulisan yang lebih berwawasan dan bernalar.
3. Unsur terpenting dalam meningkatkan
keterampilan menulis mahasiswa adalah tanamkan dalam diri bahwa menulis itu
mudah. Jangan pernah berkata bahwa “saya tidak bisa menulis” atau “saya tidak
suka menulis”. Menulis itu adalah sesuatu hal yang menyenangkan. Dengan menulis
seseorang mampu mengeluarkan segala apa yang dirasakannya. Jadikan menulis
sebagai sesuatu yang tidak pernah bisa ditinggalkan walau hanya satu hari.
4. Jangan takut untuk memulai sebuah
tulisan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menulis, diantaranya
adalah merancang, menulis dan menyunting. Merancang bertujuan agar mampu
menciptakan sebuah tulisan yang berurutan, biasanya dalam bentuk kerangka
karangan. Setelah membuat kerangka karangan, kemudian dilakukan pengembangan.
Dalam proses ini dibutuhkan keahliam dalam menulis. Setelah tulisan yang diinginkan
tercipta, simpanlan tulisan tersebut. Beberapa hari kemudian, lakukan
penyuntingan. Penyuntingan dilakukan agar tulisan yang dibuat menjadi sempurna.
Dalam proses penyuntingan penguasaan unsur-unsur tulisan menjadi sangat
penting.
Jadi, menulis adalah hal yang mudah
dan menyenangkan. Hal yang paling penting adalah jangan pernah menganggap
menulis itu adalah hal yang menakutkan. Dengan melakukan kegiatan menulis
secara rutin, dapat meningkatkan kemampuan menulis. Apalagi jika disertai dengan
seringnya membaca buku-buku ilmu pengetahuan, akan menambah wawasan sekaligus
mampu menciptakan sebuah tulisan yang berkualitas.
C.
MANFAAT GEMAR MENULIS ILMIAH
Manfaat yang didapat dari gemar menulis ilmiah, yaitu :
1.
Self Expression
Menulis berarti mengekspresikan perasaan,
pikiran, dan keinginan. Dijamin, “beban” yang ada dalam diri akan berkurang,
serasa lepas, dengan menulis. Tulisan menjadi semacam sarana “curhat”. Menurut
sebuah penelitian, sumber kebahagiaan yang utama adalah ekspresi diri.
2. Curicoty
Menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih
kepekaan dalam melihat realitas di sekitar. Kepekaan dalam melihat suatu
realitas lingkungan itulah yang kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan
penulis.
3. Self Image or
Personal Branding
Dengan menulis, anda akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang
berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui
bahwa anda orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus, atau sebaliknya.
Tulisan nda adalah “iklan” atau “promosi” tentang diri anda kepada orang lain (personal branding). Anda akan memilki banyak fans atau supporter jika tulisan anda memikat hati mereka. Anda pun akan menjadi orang populer, dikenal banyak orang.
Tulisan nda adalah “iklan” atau “promosi” tentang diri anda kepada orang lain (personal branding). Anda akan memilki banyak fans atau supporter jika tulisan anda memikat hati mereka. Anda pun akan menjadi orang populer, dikenal banyak orang.
4.
Self Confident
Tulisan yang bagus
akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun
kepercayaan dirinya (self confident).
Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol
dibandingkan yang lain. Jika orang memuji tulisan anda, yakinlah kepercayaan
diri anda akan makin baik sekaligus memotivasi anda untuk menulis lebih baik
lagi.
5.
Agent of Change
menulis,
anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat
mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan
sesuatu sesuai dengan ide anda. Tulisan bahkan memiliki kekuatan untuk
menggulingkan sebuah rezim pemerintah, juga dapat mencegah perang,
membangkitkan semangat hidup, menyelamatkan nyawa. Selain itu, dengan menulis,
ilmu yang anda miliki tersebar kepada banyak orang. Jadilah anda seorang guru.
6.
Sharing
Selain berbagi ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana
berbagi pengalaman. Ini berarti, Anda menjadi “guru” bagi pembaca anda. Pengalaman
yang dituangkan dalam tulisan pasti mengandung hikmah (pelajaran).
7.
Profit Making
Keuntungan finansial
adalah bagian dari berkah menulis. Hampir semua media massa memberikan honor
bagi penulisnya. Demikian pula penerbit buku yang memberikan royalti atau
membeli naskah penulisnya. Anda bisa mencari nafkah dengan menulis, asalkan
produktivitas menulis anda tinggi atau memadai.
BAB IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Menulis
merupakan tanggung jawab intelektual bagi seorang mahasiswa, karena sebagai
syarat kelulusan mahasiswa dituntut untuk membuat karya tulis ilmiah. Mahasiswa
biasa mengikuti berbagai workshop tentang bagaimana menulis karya tulis ilmiah
sehingga mereka termotivasi untuk gemar menulis, dengan menulis mahasiswa juga
dapat menjadi mahasiswa berprestasi dengan mengikutkan karya tulis mereka dalam
suatu perlombaan karya tulis ilmiah.
Pemerintah juga harus mengadakan berbagai acara di kampus-kampus mengenai pentingnya menulis, agar mahasiswa tergerak dan tertarik untuk menulis. Menulis bukan lagi sebagai kewajiban mereka namun merupakan tanggung jawab intelektual mereka. Kampus harus memberikan sarana dan prasarana bagi mahasiswa-mahsiswanya yang gemar menulis, harus memberikan pelatihan tentang menulis karya tulis ilmiah karena ketrampilan seseorang untuk pandai menulis terkadang bukanlah bawaan dari lahir tapi perlu pengembangan ketrampilan tersebut melalui pelatihan-pelatihan.
Pemerintah juga harus mengadakan berbagai acara di kampus-kampus mengenai pentingnya menulis, agar mahasiswa tergerak dan tertarik untuk menulis. Menulis bukan lagi sebagai kewajiban mereka namun merupakan tanggung jawab intelektual mereka. Kampus harus memberikan sarana dan prasarana bagi mahasiswa-mahsiswanya yang gemar menulis, harus memberikan pelatihan tentang menulis karya tulis ilmiah karena ketrampilan seseorang untuk pandai menulis terkadang bukanlah bawaan dari lahir tapi perlu pengembangan ketrampilan tersebut melalui pelatihan-pelatihan.
B. SARAN.
Mahasiswa harus
dicanangkan untuk menulis karya tulis ilmiah, salah satu caranya dengan
mengadakan kegiatan pentas seni dan bedah buku,novel maupun karya tulis ilmiah
yang merupakan hasil karya dari anak bangsa sendiri sehingga mahasiswa menjadi
tergerak juga hatinya untuk gemar menulis khususnya dibidang ilmiah.
Daftar
Pustaka
id.shvoong.com/f/tags/manfaat-menulis-pada-kegiatan-ilmiah/page-3/
http://tubagusranggaefarasti.blogspot.com/2011/12/contoh-karya-ilmiah-meningkatkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar